Виниловый сайдинг купить в Эстонии Без рубрики Tak Cukup Cuma Enak, 4 Hal yang Pengaruhi Tren Konsumsi Makanan Global

Tak Cukup Cuma Enak, 4 Hal yang Pengaruhi Tren Konsumsi Makanan Global

Jakarta Ada empat poin perlu yang memengaruhi tren mengonsumsi makanan secara global. Keempat poin itu yakni kesehatan dan kesejahteraan, kenyaman dan kemudahan, nilai atau kualitas, dan faktor keberlanjutan.

President Tate & Lyle Asia, Middle East, Africa and Latin America Andrew Taylor menjabarkan keempat poin selanjutnya sebagai berikut:

Kesehatan dan kesejahteraan

Poin kesehatan dan kesejahteraan ( health and wellbeing ) menjadi motor kuat yang mendorong mengonsumsi masyarakat.

“Penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia sekitar 49 persen orang dewasa menghendaki mengonsumsi makanan dan minuman yang lebih sehat lebih-lebih semenjak pandemi. Terutama product yang menaikkan imunitas dan kesehatan secara umum,” kata Andrew didalam Peluncuran Kantor & Lab Tate & Lyle di Jakarta, https://mariasguiltlesscookies.com/ Selasa (27/6/2023).

Sebaliknya, mengonsumsi gula berlebih menjadi hal yang wajib dihindari lantaran bisa membuat beraneka penyakit layaknya diabetes dan obesitas. Maka berasal dari itu, pihak Andrew menunjang upaya pemerintah untuk kurangi mengonsumsi gula dan memimpin terciptanya product serat.

Kenyamanan dan Kemudahan

Poin kedua adalah kenyamanan dan kemudahan. Andrew melihat bahwa makin lama banyak orang yang memilih product yang menunjang tipe hidup.

“Makanan yang lebih praktis, lebih ringkas, mudah dikonsumsi. Dan menurut data, di Indonesia justru poin ini dua kali lebih tinggi.”

Artinya, jika dibandingkan penduduk negara lain, orang Indonesia lebih bisa saja belanja produk makanan atau minuman yang nyaman dan mudah dikonsumsi.

Nilai atau Kualitas Makanan

Aspek Keberlanjutan

Poin ketiga adalah soal nilai. Menurut Andrew, orang Indonesia condong memilih makanan yang mempunyai tiga hal penting. Yakni berasal dari faktor rasa, kesehatan, dan nilai yang didapat berasal dari makanan tersebut.

“Pertama rasa wajib enak, kedua sehat dan membawa dampak positif terhadap badan, dan nilai (kualitas) yang didapat berasal dari makanan tersebut,” kata Andrew.

“Sembilan berasal dari 10 costumer di Indonesia mengatakan, mereka tidak keberatan untuk membayar lebih guna mendapatkan product dengan mutu yang lebih baik didalam tiga kategori tadi.”

Jika product dikatakan sehat, costumer dapat melihat bahan bakunya, apakah alami atau tidak. Dan jika nilai atau kualitasnya baik, maka costumer tidak dapat keberatan untuk membayar lebih.

Poin keempat adalah faktor keberlanjutan atau sustainability . Poin ini makin lama dianggap perlu oleh costumer Indonesia karena berkaitan dengan lingkungan.

Maka berasal dari itu, pihak Andrew berkomitmen untuk kurangi emisi karbon didalam distribusi, menghemat penggunaan air, pengolahan sampah yang tepat, dan menunjang pertanian yang berkelanjutan.

Menurut Andrew, mencari keseimbangan antara harga, kesehatan, nilai, dan kenyamanan adalah sesuatu yang sulit, namun bukan bermakna tidak bisa.

“Itulah mengapa ilmu ilmu perlu digunakan.”

Tate & Lyle sendiri merupakan perusahaan international yang menunjang industri untuk produksi makanan atau minuman yang lebih sehat namun rasanya selalu sedap dan teksturnya selalu bagus.

Ubah Produk Makanan Jadi Lebih Sehat Bukan Hal Sederhana

Dalam kesempatan yang sama, Global Head of Nutrition, Regulatory and Scientific Affairs Tate & Lyle Kavita Karnik memberikan bahwa merubah product makanan menjadi lebih sehat bukan lah hal sederhana.

Menurutnya, sementara kurangi gula didalam satu tipe product minuman, maka dapat tersedia yang dikorbankan yakni rasa. Maka berasal dari itu, pihak Kavita bertugas untuk menunjang perubahan minuman selanjutnya menjadi rendah gula namun dengan rasa yang selalu enak.

Penggunaan gula bisa diganti dengan pemanis alami. Namun, faedah gula didalam membuat suatu makanan tidak hanya untuk membuatnya manis.

Misalnya untuk product es krim, tak hanya membuat rasanya manis, gula terhitung berguna untuk membuatnya raih titik beku yang diinginkan.

“Jadi banyak faedah gula didalam makanan yang bisa saja manisnya bisa digantikan, namun faedah lainnya tidak. Sehingga dibutuhkan riset yang tepat soal bagaimana supaya faedah lain berasal dari gula itu terhitung bisa didapatkan sesudah mengganti gula,” kata Kavita.